Pages

Kamis, 02 April 2015

Khutbah Jum'at : Kewajiban Mengikuti Jalan Dakwah




إن الحمد لله نحمده و نستعينه و نستغفره و نعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له و من يضلله فلا هادي له، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن محمدا عبده و رسوله. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون. يأيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة و خلق منها زوجها و بث منهما رجالا كثيرا و نساء و اتقوا الله الذي تساءلون به و الأرحام إن الله كان عليكم رقيبا. يأيها الذين آمنوا اتقوا الله و قولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم و يغفر لكم ذنوبكم و من يطع الله و رسوله فقد فاز فوزا عظيما. ألا فإن أصدق الحديث كتاب الله و خير الهدي هدي محمد صلى الله عليه و سلم و شر الأمور محدثاتها و كل محدثة بدعة و كل بدعة ضلالة و كل ضلالة في النار.

Ma’asyiral mukminin jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah,
Sebagi hamba Allah, dalam berbagai momen dan kesempatan, hendaknya kita senantiasa memuji Allah, karena pada setiap desahan nafas dan detak jantung, ada tetesan dan limpahan nikmat dan rahmat Allah.
Shalawat dan salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang tidak satupun jalan yang mengantarkan kepada keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kecuali beliau telah tunjukkan dan tuntunkan. Dan tidak satupun jalan yang mendatangkan kemurkaan Allah, melainkan jauh-jauh hari telah diperingatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka nabi tidak meninggalkan ummatnya melainkan dalam keadaan agama ini terang benderang, bahkan sampai malamnya seperti siang.
Ketika seseorang menundukkan kepala, memejamkan mata, apakah ia pernah merenung, memikirkan, mengingat, bahwa generasi pertama dari kalangan umat Islam, para sahabat Rasulullah, begitu setia mendampingi Rasulullah memperjuangkan ummat Islam. Setiap mereka senantiasa memikirkan bagaimana memperjuangkan agama Allah.
Ketika datang panggilan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “siapakah dari kalian yang ingin menghadang, menjauhkan kaum musyrikin dari menyerangku?” Maka setiap dari mereka datang dengan sigap dan berkata “ana lahu ya rasulullah” sayalah orangnya yang siap menghadapi orang yang menyerangmu ya Rasulullah.
Banyak diantara mereka yang meneteskan air mata ketika tidak diizinkan oleh Rasulullah untuk ikut berperang secara langsung, berjihad di jalan Allah.
Dalam sejarah kehidupan mereka, kita lihat mereka begitu perhatian untuk memperjuangkan agama yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam rangka menggapai surga Allah Ta’ala.
Hari ini, suatu penyakit yang menimpa kebanyakan umat Islam adalah kurangnya kepedulian terhadap agamanya. Lemahnya semangat untuk berdakwah di jalan Allah. Sebagian lagi lebih sibuk dengan persoalan dunia semata, dan duduk diam saat ada seruan untuk berdakwah seraya mengajukan alasan “kan, sudah ada fulan, yang telah menyibukkan dirinya untuk mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah kepada kemunkaran”.
Bila seperti ini, dimana tanggung jawab kita sebagai umat Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam? Sesungguhnya dakwah ini harus ada kerjasama diantara seluruh umat Islam, agar sampai pada tujuan yang diinginkan. Kita yakin dan percaya bahwa agama ini pasti akan tegak, akan tetapi Allah Ta’ala membuat adanya hukum sebab dan akibat, bahwa salah satu penentu dari tegaknya agama Allah adalah adanya rijal, orang-orang yang memperjuangkannya. Dan bukan menjadi syarat bahwa orang yang memperjuangkannya harus dari kalangan orang yang berilmu, ulama, atau yang membantu dengan harta, melainkan semua muslim punya kewajiban dan tanggung jawab untuk memikirkan tentang persoalan dakwah.
Di dalam al-Quran dikisahkan tentang seseorang yang perasaannya gelisah. Ia tidak tenang ketika mendapati kaumnya, yang telah Allah utus kepada mereka dua orang rasul, bahkan menambah lagi 3 orang rasul, pada zaman yang sama. Ia bukan dari kalangan nabi atau rasul, tidak pula disebutkan namanya dalam al-Quran. Namun Ia merasa terpanggil untuk berdakwah, ia meninggalkan tempatnya di pinggir kota, dan mendatangi kaumnya.

وَجَاء مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ رَجُلٌ يَسْعَى قَالَ يَا قَوْمِ اتَّبِعُوا الْمُرْسَلِينَ
تَّبِعُوا مَن لاَّ يَسْأَلُكُمْ أَجْراً وَهُم مُّهْتَدُونَ

“Dan datanglah dari ujung kota, seorang laki-laki dengan bergegas-gegas ia berkata: “Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu. Ikutilah orang tiada meminta imbalan kepadamu, dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Yasin: 20-21).

Dalam sebuah riwayat, disebutkan bahwa ia adalah seorang tukang kayu, namun pekerjaannya tidak menghalanginya untuk mendatangi kaumnya dan menyeru agar mereka mengikuti nabi yang telah diutus kepada mereka. Karena seruannya tersebut ia kemudian dibunuh oleh kaummnya
Orang yang bertujuan baik untuk mengingatkan manusia untuk menapaki jalan para rasul, mungkin tidak menduga akan mendapati akhir seperti ini. Namun Ia dipuji oleh Allah, sampai kisahnya disebut dalam al-Qur’an, bahkan ia dimasukkan ke dalam surga.

قِيلَ   ادْخُلِ   الْجَنَّةَ قَالَ   يٰلَيْتَ   قَوْمِى   يَعْلَمُونَ

“Dikatakan (kepadanya): “Masuklah ke surga”. Ia berkata: “Alangkah baiknya sekiranya kaumku mengetahui.” (QS. Yaasin: 26)

Sebuah dakwah haq yang menjadikannya sebagai hamba yang diampuni dan dimuliakan oleh Allah sehingga masuk ke dalam surga.
Coba kita perhatikan, siapapun dia, apapun pekerjaannya, ia punya kewajiban untuk memperjuangkan agama Allah, ia mengerahkan segala kemampuan yang ia miliki untuk menolong agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Contoh lain dalam al-Quran, tentang kisah seseorang yang tetap tampil untuk berdakwah walaupun ia dihadapkan pada tantangan yang sangat berat. Terjadi pada masa sulit yaitu masa Firaun. Ketika Allah mengutus kepadanya nabi Musa, maka ia menolak mentah-mentah dakwah nabi Musa dan menebarkan ancaman kepada kaumnya. “Biarkan aku bunuh Musa dan biarkan Musa memanggil Tuhannya untuk menolongnya”.
Firaun menyertakan alasan sebagai pembenaran apa yang ia ingin lakukan “inni akhafu an yubtila diinakum, saya khawatir musa akan merubah agama kalian”.
Kenyataan fenomena yang terjadi pada hari ini tidak berbeda dengan saat itu. Walaupun saat ini para pelakunya ada dari kalangan umat Islam, ada juga di luar umat Islam. Ketika datang seseorang, menyerukan kepada umat meninggalkan kesyirikan, melarang mereka menyekutukan Allah, dan meninggalkan praktek-praktek bid’ah, menuju kepada cahaya tauhid dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka ia mengatakan “hati-hati, orang itu datang untuk merubah apa yang biasanya kita lakukan”.
Kalau orang mengajak kepada akhlak yang mulia, dianggap sebagai orang yang sok suci. Kalau orang mengajak kepada tauhid, dianggap akan memecah belah ummat. Kalau mengajak kepada sunnah rasulullah, dianggap orang yang berbahaya. Tuduhan yang macam-macam diarahkan kepada orang yang mengajak ke jalan Allah.
Maka dalam keadaan yang seperti itu, muncul seseorang yang juga tidak disebutkan namanya namun Allah Ta’ala mengabadikan kisahnya dalam al-Qur’an :

“Dan seorang laki-laki yang beriman di antara keluarga Fir’aun yang menyembunyikan imannya berkata: “Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: “Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. Dan jika ia (Musa) seorang pendusta maka dialah yang menanggung (dosa) dustanya itu; dan jika ia seorang yang benar niscaya sebagian (bencana) yang diancamkannya kepadamu akan menimpamu”. (QS. Mu’min: 28)

Lihatlah jamaah sekalian, bagaimana ia mempertaruhkan nyawanya menentang Fir’aun yang terkenal kejam demi membela dan menolong utusan Allah, nabi Musa ‘alaihissalam. Dan berdasarkan riwayat, Fir’aun demi mendengar perkataan bagian dari keluarganya ini sempat menangguhkan upaya membunuh nabi Musa ‘alaihissalam.

أقول قولي هذا و أستغفر الله لي و لكم و لسائر المسلمين و المسلمات من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم




Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan oleh Allah,
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengingatkan kepada kaum muslimin, bahwa kerusakan yang terjadi di permukaan bumi, banyaknya musibah yang ditimpakan Allah, hendaknya menjadi pelajaran bagi ita sekalian. Yang salah satu penyebabnya karena kurangnya perhatian pada agama Allah, untuk mendakwahkan Islam. Kita tegaskan, bahwa bukan syarat orang berdakwah itu mencapai tingkat tertinggi dalam ilmu syar’i, tapi setiap manusia punya peran yang sangat penting. Bila panggilan dakwah itu datang, jangan sampai ia menyatakan untuk mundur. Silakan ia tampil di depan, maju untuk berjuang di jalan Allah, dengan syarat sesuai dengan kemampuan yang ia miliki.
Banyak diantara kaum muslimin telah menghadiri kajian-kajian Islam dalam waktu lama, namun ia hanya ingin sebagai pendengar saja. Seharusnya seorang muslim sebagai pengikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam harus mengambil peran di jalan dakwah.

قُلْ   هٰذِهِۦ   سَبِيلِىٓ   أَدْعُوٓا۟   إِلَى   اللّٰـهِ   ۚ   عَلَىٰ   بَصِيرَةٍ   أَنَا۠   وَمَنِ   اتَّبَعَنِى   ۖ   وَسُبْحٰنَ   اللّٰـهِ   وَمَآ   أَنَا۠   مِنَ   الْمُشْرِكِينَ

“Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf: 108)

Allah mengingatkan Rasul untuk menyatakan jalan hidupnya dan menyeru pengikutnya untuk mengikuti pula jalan hidup tersebut. Bahwa jalan itu adalah jalan dakwah yang didasari ilmu. Jalan yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya berjalan di atasnya.
Intinya, bila kita mengaku sebagai pengikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka sudah merupakan satu kewajiban untuk kita berperan megikuti sunnah beliau, mempelajari Islam dengan baik, menjadi jembatan untuk memberikan kebaikan yang sebesar-besarnya bagi kaum muslimin. Dan tidak pantas bila kita mengatakan saya tidak punya kemampuan. Sesungguhnya dalam keterbatasan tersebut, Allah telah memberinya banyak kebaikan, yang dengan kebaikan itu bisa bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mampu memberikan manfaat kepada saudaranya, hendaknya ia melakukannya.” (HR. Muslim)

makalah pendidikan luar sekolah



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka jalur pendidikan luar sekolah menjadi sarana yang tepat. Hal ini disebabkan pendidikan luar sekolah melakukan pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat dan berkelanjutan sehingga potensi yang dimiliki seseorang dapat dikembangkan secara maksimal.

B.       Rumusan Masalah
Agar penulisan makalah ini pembahasannya tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan pembuatan makalah maka dengan ini penulis membatasi masalah hanya pada ruang lingkup sebagai berikut:
1.        Pendidikan formal, non formal dan Informal
2.        Defenisi pendidikan luar sekolah
3.        Fungsi pendidikan luar sekolah

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang bersangkutan dengan pendidikan luar sekolah, seperti :
1.        Untuk mengetahui apa itu pendidikan luar sekolah
2.        Untuk mengetahui fungsi pendidikan luar sekolah.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal

1.      Pedidikan formal
Membahas masalah sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu diketahui, dikatakan formal karena diadakan disekolah / tempat tertentu, teratur sistematis, mempunyai jenjang dan kurun waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai PT, berdasarkan aturan resmi yang telah ditentukan.
Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan seseorangmeningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.
Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun rapih dan segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum.
a.         Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki dan memperdalam/memperluas, tingkah laku anak/peserta didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat.
b.        Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurukulum agar :
1.         Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan, dengan temannya sendiri dan masyarakat sekitar.
2.         Peserta didik belajar taat kepada peraturan/disiplin.
3.         Mempersiapkan peserta didik terjun dimasyarakat berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Tujuan pengadaan lembaga pendidikan formal, adalah :
a.              Tempat sumber ilmu pengetahuan
b.             Tempat untuk mengembangkan bangsa
c.              Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.
2.      Pendidikan non formal
Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana, diluar kegiatan proses persekolahan. Komponen yang diperlukan harus disesuaikan dengan keadaan anak/peserta didik agar memperoleh hasil yang memuaskan, antara lain:
a.         Guru atau tenaga pengajar atau pembimbing atau tutor
b.        Fasilitas
c.         Cara menyampaikan atau metode
d.        Waktu yang dipergunakan
Bidang pendidikan non-formal meliputi:
a.         Pendidikan masyarakat
b.        Keolahragaan
c.         Pembinaan generasi muda

3.      Pendidikan in formal
Pendidikan informal ini terutama berlangsung ditengah keluarga. Namun mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal dll yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu.
Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang ketat tanpa daya program waktu (tak terbatas) dan tanpa adanya evaluasi. Adapun alasannya diatas pendidikan in formal ini tetap memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan pribadi seseorang/peserta didik.
Pendidikan ini dapat berlangsung diluar sekolah, misalnya didalam keluarga atau masyarakat, tetapi jg dapat pada saat didalam suasana pendidikan formal/sekolah, misalnya saja waktu istirahat sekolah, waktu jajan dikantin atau pada waktu saat pemberian pelajaran tentang keadaan sikap guru mengajar, atau saat guru memberikan tindakan tertentu kepada anak.
Pendidikan informal ini mempunyai tujuan tertentu, khususnya untuk lingkungan keluarga / rumah tangga, lingkungan desa, lingkungan adat.

B.       Defenisi Pendidikan Luar Sekolah

a.    Komunikasi Pembaruan Nasional Pendidikan
Pendidikan luar sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.

b.    PHILLIPS H. COMBS
Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.

C.      Fungsi Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah memiliki fungsi dalam kaitan dengan kegiatan pendidikan sekolah, kaitan dengan dunia kerja dan kehidupan. Dalam kaitan dengan pendidikan sekolah, fungsi PLS (pendidikan luar sekolah) adalah sebagai substitusi, komplemen, dan suplemen. Kaitannya dengan dunia kerja, PLS mempunyai fungsi sebagai kegiatan yang menjembatani seseorang masuk ke dunia kerja. Sedangkan dalam kaitan dengan kehidupan, PLS berfungsi sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan seseorang.
1.        Fungsi PLS sebagai substitusi pendidikan sekolah
Substitusi atau pengganti mengandung arti bahwa PLS sepenuhnya menggantikan pendidikan sekolah bagi peserta didik yang karena berbagai alasan tidak bisa menempuh pendidikan sekolah. Materi pelajaran yang diberikan adalah sama dengan yang diberikan di pendidikan persekolahan. Contoh: pendidikan kesetaraan yaitu Paket A setara SD untuk anak usia 7-17 tahun, Paket B setara SLTP bagi anak usia 13-15 tahun, dan Paket C setara SLTA bagi remaja usia SLTA. Setelah peserta  didik menamatkan studinya dan lulus ujian akhir, mereka memperoleh ijazah yang setara SD, SLTP dan SLTA.

2.        Fungsi PLS sebagai komplemen pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai komplemen adalah pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di bangku sekolah. Ada beberapa alasan sehingga materi pendidikan persekolahan harus dilengkapi pada PLS. Pertama, karena tidak semua hal yang dibutuhkan peserta didik dalam menempuh perkembangan fisik dan psikisnya dapat dituangkan dalam kurikulum sekolah. Dengan demikian, jalur PLS merupakan wahana paling tepat untuk mengisi kebutuhan mereka. Kedua, memang ada kegiatan-kegiatan atau pengalaman belajar tertentu yang tidak biasa diajarkan di sekolah. Misalnya olah raga prestasi, belajar bahasa asing di SD, dan sebagainya. Untuk pemenuhan kebutuhan belajar macam itu PLS merupakan saluran yang tepat.   Bentuk-bentuk PLS yang berfungsi sebagai komplemen pendidikan sekolah dapat berupa kegiatan yang dilakukan d sekolah, seperti kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, latihan drama, seni suara, PMR) atau kegiatan yang dilakukan di luar sekolah. Kegiatan terakhir ini dilakukan oleh lembaga-lembaga PLS yang diselenggarakan masyarakat dalam bentuk kursus, kelompok belajar dan sebagainya.

3.          Fungsi PLS sebagai suplemen pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai suplemen berarti kegiatan pendidikan yang materinya memberikan tambahan terhadap materi yang dipelajari di sekolah. Sasaran populasi PLS sebagai suplemen adalah anak-anak, remaja, pemuda atau orang dewasa, yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan sekolah tertentu (SD sampai PT). Mengapa mereka membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap tertentu sebagai tambahan pendidikan yang tidak diperoleh di sekolah? Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung sangat cepat,sehingga kurikulum sekolah sering ketinggalan. Oleh karena itu, lulusan pendidikan sekolah perlu menyesuaikan pengetahuan dan keterampilannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Hal itu dapat ditempuh  dengan melakukannya melalui PLS. Kedua, pada umumnya lulusan pendidikan sekolah belum sepenuhnya siap terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu, lulusan tersebut perlu dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diminta oleh dunia kerja melalui PLS. Ketiga, proses belajar itu sendiri berlangsung seumur hidup. Walaupun telah menamatkan pendidikan sekolah sampai jenjang tertinggi, seseorang masih perlu belajar untuk tetap menyelaraskan hidupnya dengan perkembangan dan tuntutan lingkungannya.

4.        Fungsi PLS sebagai jembatan memasuki dunia kerja
Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai suplemen bagi lulusan pendidikan sekolah untuk memasuki dunia kerja. Lepas kaitannya dengan pendidikan sekolah, PLS berfungsi sebagai jembatan bagi seseorang memasuki dunia kerja. Apakah orang tersebut memiliki iazah pendidikan sekolah atau tidak. Seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keaksaraannya di jalur PLS dan ia belum memiliki pekerjaan, dia memerlukan jenis pendidikan luar sekolah yang bisa membawa ke dunia pekerjaan.

5.  Fungsi PLS sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan  kehidupan
Bertahan hidup (survival) harus melalui pembelajaran. Tidaklah mungkin seseorang bisa mempertahankan hidupnya tanpa belajar mempertahankan hidup. Demikian pula untuk mengembangkan mutu kehidupannya,seseorang harus melakukan proses pembelajaran. Belajar sepanjang hayat merupakan wujud pertahanan hidup dan pengembangan kehidupan. Pendidikan luar sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan dan belajar sepanjang hayat yang amat strategis untuk pengembangan kehidupan seseorang. Dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.






























BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pendidikan sekolah adalah pendidikan formal, dikatakan formal karena diadakan disekolah / tempat tertentu, teratur sistematis, mempunyai jenjang dan kurun waktu tertentu.
Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan sengaja, tertib dan berencana, diluar kegiatan proses persekolahan.
Pendidikan informal ini terutama berlangsung ditengah keluarga. Namun mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar keluarga tertentu, perusahaan, pasar, terminal dll yang berlangsung setiap hari tanpa ada batas waktu. Pendidikan ini berlaku tanpa ada lembaga yang resmi atau organisasi tertentu.
Sementara itu Pendidikan luar sekolah ialah pendidkan yang teratur diluar kegiatan sekolah.
Adapun fungsi pendidikan luar sekolah antara lain :
5.        Fungsi PLS sebagai substitusi pendidikan sekolah
6.        Fungsi PLS sebagai komplemen pendidikan sekolah
7.        Fungsi PLS sebagai suplemen pendidikan sekolah
8.        Fungsi PLS sebagai jembatan memasuki dunia kerja
5.  Fungsi PLS sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan  kehidupan
B.       Saran
Pemerintah harus menjadikan pendidikan Luar sekolah sebagi jalur pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat. Jadikan pendidikan luar sekolah tidak hanya sebatas pelengkap saja tetapi juga merupakan jalur alternatif dalam pencapaian tujuan pendidikan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 1985. Ilmu Pendidikan. Bandung, CV. Remaja Karya.
Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional.
Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.