BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui
penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan
dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut maka jalur
pendidikan luar sekolah menjadi sarana yang tepat. Hal ini disebabkan
pendidikan luar sekolah melakukan pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat
dan berkelanjutan sehingga potensi yang dimiliki seseorang dapat dikembangkan
secara maksimal.
B.
Rumusan
Masalah
Agar penulisan makalah ini pembahasannya tidak terlalu
luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan pembuatan makalah maka dengan
ini penulis membatasi masalah hanya pada ruang lingkup sebagai berikut:
1.
Pendidikan formal, non formal dan Informal
2.
Defenisi pendidikan luar sekolah
3.
Fungsi pendidikan luar sekolah
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang bersangkutan
dengan pendidikan luar sekolah, seperti :
1.
Untuk mengetahui apa
itu pendidikan luar sekolah
2.
Untuk mengetahui
fungsi pendidikan luar sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan
Formal, Non Formal dan Informal
1.
Pedidikan formal
Membahas masalah sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal perlu diketahui, dikatakan formal karena diadakan disekolah / tempat
tertentu, teratur sistematis, mempunyai jenjang dan kurun waktu tertentu, serta
berlangsung mulai dari TK sampai PT, berdasarkan aturan resmi yang telah
ditentukan.
Pada umumnya lembaga formal adalah tempat yang paling
memungkinkan seseorangmeningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina
generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan masyarakat.
Sekolah adalah lembaga dengan organisasi yang tersusun
rapih dan segala aktifitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut
kurikulum.
a.
Membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan
mengajar, memperbaiki dan memperdalam/memperluas, tingkah laku anak/peserta
didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat.
b.
Mengembangkan kepribadian peserta didik lewat kurukulum
agar :
1.
Peserta didik dapat bergaul dengan guru, karyawan,
dengan temannya sendiri dan masyarakat sekitar.
2.
Peserta didik belajar taat kepada peraturan/disiplin.
3.
Mempersiapkan peserta didik terjun dimasyarakat
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Tujuan pengadaan lembaga pendidikan formal, adalah :
a.
Tempat sumber ilmu pengetahuan
b.
Tempat untuk mengembangkan bangsa
c.
Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan
itu penting guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.
2.
Pendidikan non formal
Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar
sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan
sengaja, tertib dan berencana, diluar kegiatan proses persekolahan. Komponen
yang diperlukan harus disesuaikan dengan keadaan anak/peserta didik agar
memperoleh hasil yang memuaskan, antara lain:
a.
Guru atau tenaga pengajar atau pembimbing atau tutor
b.
Fasilitas
c.
Cara menyampaikan atau metode
d.
Waktu yang dipergunakan
Bidang pendidikan non-formal meliputi:
a.
Pendidikan masyarakat
b.
Keolahragaan
c.
Pembinaan generasi muda
3.
Pendidikan in formal
Pendidikan informal ini terutama berlangsung ditengah
keluarga. Namun mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar keluarga
tertentu, perusahaan, pasar, terminal dll yang berlangsung setiap hari tanpa ada
batas waktu.
Kegiatan pendidikan ini tanpa suatu organisasi yang
ketat tanpa daya program waktu (tak terbatas) dan tanpa adanya evaluasi. Adapun
alasannya diatas pendidikan in formal ini tetap memberikan pengaruh kuat
terhadap pembentukan pribadi seseorang/peserta didik.
Pendidikan ini dapat berlangsung diluar sekolah,
misalnya didalam keluarga atau masyarakat, tetapi jg dapat pada saat didalam
suasana pendidikan formal/sekolah, misalnya saja waktu istirahat sekolah, waktu
jajan dikantin atau pada waktu saat pemberian pelajaran tentang keadaan sikap
guru mengajar, atau saat guru memberikan tindakan tertentu kepada anak.
Pendidikan informal ini mempunyai tujuan tertentu,
khususnya untuk lingkungan keluarga / rumah tangga, lingkungan desa, lingkungan
adat.
B.
Defenisi
Pendidikan Luar Sekolah
a. Komunikasi Pembaruan Nasional
Pendidikan
Pendidikan luar sekolah adalah
setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar
sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun
bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan kehidupan, dengan tujuan mengembangkan
tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi
peserta-peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan
bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.
b. PHILLIPS H. COMBS
Pendidikan luar sekolah adalah
setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan di luar
sistem formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang
luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan belajar.
C. Fungsi
Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah memiliki fungsi dalam kaitan
dengan kegiatan pendidikan sekolah, kaitan dengan dunia kerja dan kehidupan.
Dalam kaitan dengan pendidikan sekolah, fungsi PLS (pendidikan luar sekolah)
adalah sebagai substitusi, komplemen, dan suplemen. Kaitannya dengan dunia
kerja, PLS mempunyai fungsi sebagai kegiatan yang menjembatani seseorang masuk
ke dunia kerja. Sedangkan dalam kaitan dengan kehidupan, PLS berfungsi sebagai
wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan kehidupan seseorang.
1.
Fungsi PLS sebagai substitusi pendidikan sekolah
Substitusi atau pengganti mengandung arti bahwa PLS
sepenuhnya menggantikan pendidikan sekolah bagi peserta didik yang karena
berbagai alasan tidak bisa menempuh pendidikan sekolah. Materi pelajaran yang
diberikan adalah sama dengan yang diberikan di pendidikan persekolahan. Contoh:
pendidikan kesetaraan yaitu Paket A setara SD untuk anak usia 7-17 tahun, Paket
B setara SLTP bagi anak usia 13-15 tahun, dan Paket C setara SLTA bagi remaja
usia SLTA. Setelah peserta didik menamatkan studinya dan lulus ujian
akhir, mereka memperoleh ijazah yang setara SD, SLTP dan SLTA.
2.
Fungsi PLS sebagai komplemen pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai komplemen adalah
pendidikan yang materinya melengkapi apa yang diperoleh di bangku sekolah. Ada
beberapa alasan sehingga materi pendidikan persekolahan harus dilengkapi pada
PLS. Pertama, karena tidak semua hal yang dibutuhkan peserta didik dalam
menempuh perkembangan fisik dan psikisnya dapat dituangkan dalam kurikulum
sekolah. Dengan demikian, jalur PLS merupakan wahana paling tepat untuk mengisi
kebutuhan mereka. Kedua, memang ada kegiatan-kegiatan atau pengalaman belajar
tertentu yang tidak biasa diajarkan di sekolah. Misalnya olah raga prestasi,
belajar bahasa asing di SD, dan sebagainya. Untuk pemenuhan kebutuhan belajar
macam itu PLS merupakan saluran yang tepat. Bentuk-bentuk PLS yang
berfungsi sebagai komplemen pendidikan sekolah dapat berupa kegiatan yang
dilakukan d sekolah, seperti kegiatan ekstra kurikuler (pramuka, latihan drama,
seni suara, PMR) atau kegiatan yang dilakukan di luar sekolah. Kegiatan
terakhir ini dilakukan oleh lembaga-lembaga PLS yang diselenggarakan masyarakat
dalam bentuk kursus, kelompok belajar dan sebagainya.
3.
Fungsi PLS sebagai suplemen pendidikan sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai suplemen berarti
kegiatan pendidikan yang materinya memberikan tambahan terhadap materi yang
dipelajari di sekolah. Sasaran populasi PLS sebagai suplemen adalah anak-anak,
remaja, pemuda atau orang dewasa, yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan
sekolah tertentu (SD sampai PT). Mengapa mereka membutuhkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap-sikap tertentu sebagai tambahan pendidikan yang tidak
diperoleh di sekolah? Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
berlangsung sangat cepat,sehingga kurikulum sekolah sering ketinggalan. Oleh
karena itu, lulusan pendidikan sekolah perlu menyesuaikan pengetahuan dan
keterampilannya dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang. Hal itu dapat ditempuh dengan melakukannya melalui PLS.
Kedua, pada umumnya lulusan pendidikan sekolah belum sepenuhnya siap terjun ke
dunia kerja. Oleh karena itu, lulusan tersebut perlu dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diminta oleh dunia kerja melalui PLS.
Ketiga, proses belajar itu sendiri berlangsung seumur hidup. Walaupun telah
menamatkan pendidikan sekolah sampai jenjang tertinggi, seseorang masih perlu
belajar untuk tetap menyelaraskan hidupnya dengan perkembangan dan tuntutan
lingkungannya.
4.
Fungsi PLS sebagai jembatan memasuki dunia kerja
Pendidikan luar sekolah berfungsi sebagai suplemen
bagi lulusan pendidikan sekolah untuk memasuki dunia kerja. Lepas kaitannya
dengan pendidikan sekolah, PLS berfungsi sebagai jembatan bagi seseorang
memasuki dunia kerja. Apakah orang tersebut memiliki iazah pendidikan sekolah
atau tidak. Seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keaksaraannya di
jalur PLS dan ia belum memiliki pekerjaan, dia memerlukan jenis pendidikan luar
sekolah yang bisa membawa ke dunia pekerjaan.
5. Fungsi PLS sebagai wahana untuk bertahan hidup dan
mengembangkan kehidupan
Bertahan hidup (survival) harus melalui pembelajaran.
Tidaklah mungkin seseorang bisa mempertahankan hidupnya tanpa belajar
mempertahankan hidup. Demikian pula untuk mengembangkan mutu
kehidupannya,seseorang harus melakukan proses pembelajaran. Belajar sepanjang
hayat merupakan wujud pertahanan hidup dan pengembangan kehidupan. Pendidikan
luar sekolah merupakan bagian dari sistem pendidikan dan belajar sepanjang
hayat yang amat strategis untuk pengembangan kehidupan seseorang. Dapat
dikatakan bahwa pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan sekolah
adalah pendidikan formal, dikatakan formal karena diadakan disekolah / tempat tertentu, teratur sistematis,
mempunyai jenjang dan kurun waktu tertentu.
Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar
sekolah (PLS) ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan
sengaja, tertib dan berencana, diluar kegiatan proses persekolahan.
Pendidikan informal ini terutama berlangsung ditengah
keluarga. Namun mungkin juga berlangsung di lingkungan sekitar keluarga
tertentu, perusahaan, pasar, terminal dll yang berlangsung setiap hari tanpa
ada batas waktu. Pendidikan ini berlaku tanpa ada lembaga yang resmi atau
organisasi tertentu.
Sementara itu Pendidikan luar sekolah ialah pendidkan
yang teratur diluar kegiatan sekolah.
Adapun fungsi pendidikan luar sekolah antara lain :
5.
Fungsi PLS sebagai substitusi pendidikan sekolah
6.
Fungsi PLS sebagai komplemen pendidikan sekolah
7.
Fungsi PLS sebagai suplemen pendidikan sekolah
8.
Fungsi PLS sebagai jembatan memasuki dunia kerja
5.
Fungsi PLS sebagai wahana untuk bertahan hidup dan mengembangkan
kehidupan
B.
Saran
Pemerintah harus menjadikan pendidikan Luar sekolah
sebagi jalur pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat.
Jadikan pendidikan luar sekolah tidak hanya sebatas pelengkap saja tetapi juga
merupakan jalur alternatif dalam pencapaian tujuan pendidikan di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 1985. Ilmu Pendidikan. Bandung, CV. Remaja Karya.
Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya:
CV. Usaha Nasional.
Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
0 komentar:
Posting Komentar